Be Friendly, World!

Kandungan bunda masih 36 minggu 5 hari saat aku mulai nggak kerasan ada di dalam perut bunda. Aku mulai muter-muter sampai bunda merasakan mulas tak terhingga. Keringat dingin bunda menetes sambil menepuk perut dan berbisik padaku, "tunggu seminggu dua minggu lagi dong, nak. Kita naikin berat badanmu dulu."

aku saat masih beberapa jam


Tapi aku udah merasa sempit di sini. Apalagi posisiku yang melintang, membuatku semakin tak nyaman. Namun sebenarnya alasan terbesarku ingin segera melihat dunia luar karena aku ingin bertemu nenekku. Nenek yang selama ini aku hanya bisa menerka seperti wajahnya di balik perut ibu yang tebal dilarikan ke IGD karena tak sadarkan diri. Aku sedih. Aku kan juga ingin bisa bercanda dan tertawa-tawa bersama nenek sebagaimana kak Ifa. Mendengar cerita-cerita nenek tentang masa kecil bunda. Berkenalan dengan tante Tyas yang sudah pergi bahkan sebelum aku diproduksi. Ya, aku ingin sekali memberi senyuman kepada nenek. "Nek, cucu laki-laki yang selalu kau sebut dalam doamu selalu menyayangimu meski kita belum benar-benar bersua di dunia."

Dan begitulah... ketuban yang selama ini melindungiku mengalir deras. Bunda dilarikan ke IGD. Tanpa menunggu lama proses sesar pun harus dijalani dan tepat pada hari Sabtu, 26 November 2016, pukul 06:06, aku akhirnya keluar dari sarang. Aku lahir dengan berat yang sangat mungil, cuma 2,345 kilogram dan panjang 44 sentimeter. Sayang karena tubuhku yang mungil, dokter melarangku IMD. Aku baru bisa didekap bunda ketika kami mau dipindah ke ruang perawatan.

Selasa, 29 November 2016, bunda sudah diijinkan pulang, tapi aku harus tinggal di perinatologi karena bilirubinku naik. Sedihnya... malam itu aku nggak bisa bobok di pelukan bunda. Keesokan harinya setelah aku difototerapi dan kondisi bilirubinku sudah membaik, aku diperbolekan pulang. Senangnya..

Seminggu setelah aku dilahirkan, nenekku meninggal. Aku sedih sekali. Aku bahkan belum sempat melihat wajahnya dan menyapanya, tapi beliau sudah pergi meninggalkanku. Tapi kata bunda, nenek sudah bahagia, jadi aku nggak boleh nangis. Aku harus menguatkan bunda, jadi hari itu aku nggak mau rewel. Bunda menemui banyak  tamu hari itu.


Hari Seninnya, 5 Desember 2016, ayah dan bunda membawaku untuk kontrol. Ternyata bilirubinku naik lagi, akhirnya aku harus dirawat inap lagi di perinatologi. Sayangnya, hal ini berulang dua minggu kemudian. Bahkan saat itu aku harus menginap selama tiga hari. Sakitnya diambil darah berulang. Aku nangis ketakutan. Aku nggak mau ditinggal sendirian di ruang itu. Bunda berbisik, "yang kuat ya sayang, insya Allah ini yang terakhir. Setelah ini tinggal sehatnya."

Sejak pulang dari perinatologi yang terakhir, aku berjanji akan mimik ASI yang banyak. Saking sedihnya bunda melihat aku naik terus bilirubinnya, bunda memutuskan untuk memberi tambahan sufor untukku. Aku tahu bunda sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk memberi ASI eksklusif kepadaku, aku tetep sayang bunda kok meskipun bunda nambahin sufor buat mimik aku. Meski mimik sufor, ASI tetep jadi favoritku. Aku belum bisa bobok nyenyak kalau belum mimik ASI.

Aku udah gembul sekarang


Alhamdulillah, sekarang aku hampir 4 bulan. Aku udah pinter ngoceh dan teriak lo. Tapi kata ayah dan bunda aku mager, hehe. Aku males disuruh guling-guling dan latihan tengkurap. padahal leherku sudah tegak lo. Bunda sih kebanyakan mager nonton drakor waktu aku masih di perut, jadinya aku juga ikutan mager deh, hehe.

Saat nimbang tanggal 5 Maret 2017 yang lalu, beratku sudah 5,1 kilogram dan panjangku 58 sentimeter. Bajuku sudah banyak yang nggak muat, jadi bunda dan ayah harus siap-siap beliin baju lagi nih buat aku. Atau ada yang mau kirim baju gratis buat aku, dengan senang hati lo aku menerimanya.

Tummy timeee


Well, gitu deh cerita singkat proses aku lahir hingga hari ini di saat aku telah menggembul. Semoga dunia selalu ramah padaku, ya... Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Arti Nama Muhammad Rafanda Setiawan

Kenalan Sama Kakakku, Yuk!

Baby Bloggers Meet Up